Wisata Desa Panglipuran, Bangli – Tempat Piknik Menarik


Guys, tentunya Kamu semua sudah tahu bahwa Pulau Bali yaitu tempat wisata andalan yang identik dengan keindahan alamnya yang masih alami dan asri. Sebagai misalnya Kabupaten bangli ini mempunyai tempat wisata yang patut Anda kunjungi hlo. Desa Panglipuran yaitu tempat wisata yang cukup populer oleh wisatawan mancanegara.

Namun sejak tempat wisata Desa Panglipuran pernah diliput disalah satu stasiun TV Indonesia, yang mana dipakai sebagai lokasi shooting FTV atau film televisi. Minat dari wisatawan domestik untuk mengunjungi tempat wisata ini semakin tinggi. Bahkan banyak dari mereka yang cenderung ingin berlama-lama supaya bisa menikmati sajian pariwisata menyenangkan didalamnya.

Sebelum mengunjungi sebuah objek wisata manapun, terlebih dulu niscaya ingin tahu hal apa saja yang menarik untuk dieksplor ya Sob. Kawasan di Desa Panglipuran masih memperlihatkan suasana Bali asli, yang masih berada dicakupan Kabupaten Bangli. Asalakan pembaca tahu, bahwa Desa Panglipuran merupakan teladan pertama sebagai desa wisata di Indonesia pada tahun 1995.

Pertama-tama pada ketika memasuki daerah Desa Panglipuran, akan disuguhi dengan suasana sejuk dan udara segar. Hal ini disebabkan lantaran Desa Panglipuran berada diketinggian 700 meter diatas permukaan air laut. Selain itu, kesegaran udaranya dikarenakan dilarangnya memakai alat apapun yang menjadikan polusi, menyerupai kendaraan bermotor sekalipun.

Desa Panglipuran mempunyai luas keseluruhan sekitar 112 Hektar, sekitar pintu gerbang masuk desa terdapat area yang berjulukan “catus pata”, yaitu area yang terdiri dari balai desa, akomodasi masyarakat, dan ruang terbuka hijau ( taman ). Di sekitaran jalan utama Desa Panglipuran, tidak ada sampah yang berantakan meskipun banyak pepohonan yang tumbuh subur disekitaran jalan.

Bagi Travelers yang pertama kali berlibur ke Desa Panglipuran, janagan terkejut ketika melihat bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama. Kemiripannya terperinci terlihat pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah yang berbahan bambu. Selain itu lebar pintu rumah tersebut hanya bisa muat untuk satu orang remaja saja,  pintu jenis ini berjulukan angkul-angkul.

Selain bentuk rumah yang sama, pembagian dari masing-masing tata ruang rumah juga sama, menyerupai halnya kamar tidur dan dapur. Cat yang dipakai untuk mewarnai pintu gerbang bukanlah cat yang biasanya kita kenal, melainkan memakai cat berbahan tanah liat. Beberapa hal menarik lainnya yang patut dikagumi ialah kebersihan dan tata ruang yang tertata sangat rapi.

Penduduk Desa Panglipuran selain mempunyai budaya menghormati alam, juga mempunyai budaya dan tradisi untuk menghormati wanita. Ini hlo yang sangat unik dan menarik, ada aturan yang melarang para laki-laki untuk berpoligami. Jika tertangkap tangan melakukannya, maka akan mendapat sangsi yang cukup angker yakni akan dikucilkan dari desa.

Dan serunya lagi Guys, desa ini juga mempunyai tradisi sanksi bagi pencuri, yang mana akan dieksekusi untuk memperlihatkan sesajen berupa lima ekor ayam dengan warna bulu yang berbeda di 4 pura leluhur di daerah Desa Panglipuran. Tentunya cara ini, akan menciptakan semua penduduk desa mengetahui siapa yang mencuri dan memperlihatkan efek jera.

Walaupun penduduk Desa Panglipuran memeluk agama Hindu, mereka tidak mengenal Desa Panglipuran upacara pembakaran jenazah melainkan jenazah akan pribadi dikubur. Penduduk Desa Penglipuran juga mempunyai minuman khas ( cemceman ), dengan rasa menyerupai air tape dan berwarna hijau yang mana dibentuk dari perasan daun cemceman.

Sebaiknya berwisata ke Desa Panglipuran sebum Hari Raya Galungan atau sehabis Hari Raya Galungan. Hari tersebut merupakan hari raya besar agama hindu yang rutin diperingati setiap 6 bulan sekali. Ketika Hari Raya Galungan akan banyak dilihat jejeran penjor didepan rumah yang berupa pohon bambu panjang dengan ujungnya yang dihias.

Pada Hari Raya Galungan akan ada gadis-gadis desa yang berpakaian etika bali dengan membawa banten menuju pura. Penataan fisik dari Desa Panglipuran sudah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur mereka. Kesemua masyarakat di desa ini memegang teguh filsafat Bali ( falsafat Tri Hitakarana ). Falsafat ini mengajarkan untuk selalu mengharmoniskan relasi antara insan dengan sesama, dengan lingkungan dan juga dengan Sang Pencipta.

Alamat :

Jalan Panglipura / Desa Adat Penglipura, Desa Kubu, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia
Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi wisata ini, alangkah baiknya memakai kendaraan pribadi atau memakai kendaraan sewa.

Harga tiket masuk :

Rp 15.000 / orang remaja ( WNI ).
Rp 10.000 / bawah umur ( WNI ).
Rp 30.000 / orang remaja ( WNA ).
Rp 25.000 / bawah umur ( WNA ).
Rp 5.000 / biaya parkir kendaraan.

Baca juga :





Load disqus comments

0 komentar