Wisata Desa Panglipuran, Bangli – Tempat Piknik Menarik


Guys, tentunya Kamu semua sudah tahu bahwa Pulau Bali yaitu tempat wisata andalan yang identik dengan keindahan alamnya yang masih alami dan asri. Sebagai misalnya Kabupaten bangli ini mempunyai tempat wisata yang patut Anda kunjungi hlo. Desa Panglipuran yaitu tempat wisata yang cukup populer oleh wisatawan mancanegara.

Namun sejak tempat wisata Desa Panglipuran pernah diliput disalah satu stasiun TV Indonesia, yang mana dipakai sebagai lokasi shooting FTV atau film televisi. Minat dari wisatawan domestik untuk mengunjungi tempat wisata ini semakin tinggi. Bahkan banyak dari mereka yang cenderung ingin berlama-lama supaya bisa menikmati sajian pariwisata menyenangkan didalamnya.

Sebelum mengunjungi sebuah objek wisata manapun, terlebih dulu niscaya ingin tahu hal apa saja yang menarik untuk dieksplor ya Sob. Kawasan di Desa Panglipuran masih memperlihatkan suasana Bali asli, yang masih berada dicakupan Kabupaten Bangli. Asalakan pembaca tahu, bahwa Desa Panglipuran merupakan teladan pertama sebagai desa wisata di Indonesia pada tahun 1995.

Pertama-tama pada ketika memasuki daerah Desa Panglipuran, akan disuguhi dengan suasana sejuk dan udara segar. Hal ini disebabkan lantaran Desa Panglipuran berada diketinggian 700 meter diatas permukaan air laut. Selain itu, kesegaran udaranya dikarenakan dilarangnya memakai alat apapun yang menjadikan polusi, menyerupai kendaraan bermotor sekalipun.

Desa Panglipuran mempunyai luas keseluruhan sekitar 112 Hektar, sekitar pintu gerbang masuk desa terdapat area yang berjulukan “catus pata”, yaitu area yang terdiri dari balai desa, akomodasi masyarakat, dan ruang terbuka hijau ( taman ). Di sekitaran jalan utama Desa Panglipuran, tidak ada sampah yang berantakan meskipun banyak pepohonan yang tumbuh subur disekitaran jalan.

Bagi Travelers yang pertama kali berlibur ke Desa Panglipuran, janagan terkejut ketika melihat bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama. Kemiripannya terperinci terlihat pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah yang berbahan bambu. Selain itu lebar pintu rumah tersebut hanya bisa muat untuk satu orang remaja saja,  pintu jenis ini berjulukan angkul-angkul.

Selain bentuk rumah yang sama, pembagian dari masing-masing tata ruang rumah juga sama, menyerupai halnya kamar tidur dan dapur. Cat yang dipakai untuk mewarnai pintu gerbang bukanlah cat yang biasanya kita kenal, melainkan memakai cat berbahan tanah liat. Beberapa hal menarik lainnya yang patut dikagumi ialah kebersihan dan tata ruang yang tertata sangat rapi.

Penduduk Desa Panglipuran selain mempunyai budaya menghormati alam, juga mempunyai budaya dan tradisi untuk menghormati wanita. Ini hlo yang sangat unik dan menarik, ada aturan yang melarang para laki-laki untuk berpoligami. Jika tertangkap tangan melakukannya, maka akan mendapat sangsi yang cukup angker yakni akan dikucilkan dari desa.

Dan serunya lagi Guys, desa ini juga mempunyai tradisi sanksi bagi pencuri, yang mana akan dieksekusi untuk memperlihatkan sesajen berupa lima ekor ayam dengan warna bulu yang berbeda di 4 pura leluhur di daerah Desa Panglipuran. Tentunya cara ini, akan menciptakan semua penduduk desa mengetahui siapa yang mencuri dan memperlihatkan efek jera.

Walaupun penduduk Desa Panglipuran memeluk agama Hindu, mereka tidak mengenal Desa Panglipuran upacara pembakaran jenazah melainkan jenazah akan pribadi dikubur. Penduduk Desa Penglipuran juga mempunyai minuman khas ( cemceman ), dengan rasa menyerupai air tape dan berwarna hijau yang mana dibentuk dari perasan daun cemceman.

Sebaiknya berwisata ke Desa Panglipuran sebum Hari Raya Galungan atau sehabis Hari Raya Galungan. Hari tersebut merupakan hari raya besar agama hindu yang rutin diperingati setiap 6 bulan sekali. Ketika Hari Raya Galungan akan banyak dilihat jejeran penjor didepan rumah yang berupa pohon bambu panjang dengan ujungnya yang dihias.

Pada Hari Raya Galungan akan ada gadis-gadis desa yang berpakaian etika bali dengan membawa banten menuju pura. Penataan fisik dari Desa Panglipuran sudah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur mereka. Kesemua masyarakat di desa ini memegang teguh filsafat Bali ( falsafat Tri Hitakarana ). Falsafat ini mengajarkan untuk selalu mengharmoniskan relasi antara insan dengan sesama, dengan lingkungan dan juga dengan Sang Pencipta.

Alamat :

Jalan Panglipura / Desa Adat Penglipura, Desa Kubu, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia
Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi wisata ini, alangkah baiknya memakai kendaraan pribadi atau memakai kendaraan sewa.

Harga tiket masuk :

Rp 15.000 / orang remaja ( WNI ).
Rp 10.000 / bawah umur ( WNI ).
Rp 30.000 / orang remaja ( WNA ).
Rp 25.000 / bawah umur ( WNA ).
Rp 5.000 / biaya parkir kendaraan.

Baca juga :





Read more

Pura Kehen di Kabupaten Bangli


Memiliki jadwal berlibur ke Pulau Bali serasa kurang lengkap jikalau tidak mengunjungi obyek wisata yang berada di daerah Kabupaten Bangli, yang tak lain adalahi Pura Kehen. Mengapa dibilang kurang lengkap ? Karena Pura Kehen mempunyai keunikan tersendiri yang tepatnya pada pintu masuk pura yang tidak memakai Candi Bentar ibarat akal-akalan pada umumnya di Bali.

Pintu masuk Pura Kehen berupa Candi Kurung yang mana suasana daerah disekitarnya sangat sejuk dan sangat nyaman sekali.  Selain itu, keberadaan Bale Kulkul pada batang pohon Beringin turut  memberi kesan lain, sehingga Pura Kehen ini menjadi salah satu objek pariwisata unggulan di Kabupaten Bangli.

Uniknya lagi Guys, bahwa masyarakat setempat mempercayai jikalau patahnya pohon beringin tersebut ialah suatu mengambarkan petaka ( grubug ). Hal ini disimpulkan dari kejadian-kejadian yang pernah terjadi pada masa silam. Tidak hanya itu, letak batang yang patah juga diyakini sebagai mengambarkan petaka yang akan melanda orang tertentu.

Sebagai misalnya pada ketika raja Bangli meninggal dunia, dahan pohon yang letaknya di Kaja Kangin ( Utara-Timur ) akan patah. Jika ada pendeta yang meninggal, maka dahan pohon yang sebelah Kaja Kauh ( Barat Daya ) akan patah. Dan jikalau dahan yang patah di bab Kelod Kangin ( Timur Laut ) maupun Kelod Kauh ( Tenggara ) ialah mengambarkan akan ada petaka yang menimpa masyarakat umum.

Oh iya Guys di Pura Kehen rutin diadakan upacara keagamaan yakni setiap enam bulan sekali tepatnya pada Hari Raya Pagerwesi ( Buda Kliwon Wuku Sinta ). Adapun upacara yang terbesar akan dilaksanakan pada Ngusaba Dewa ( Karya Agung Bhatara Turun Kabeh ) yang berlangsung berlangsung setiap tiga tahun sekali.

Pembaca masih ingin menggali inormasinya lebih detail ? Memang jikalau berwisata disuatu tempat akan lebih berkesan jikalau mengetahui akan sejarahnya. Seperti Pura Kehen ini juga mempunyai suatu sejarah yang patut untuk diketahui hlo. Dari kisah yang dihimpun, belum tahu niscaya kapan tepatnya pura ini dibangun.

Meskipun begitu, ada tiga prasasti berupa tembaga yang menyangkut keberadaan Pura Kehen tersebut. Salah satunya ada sedikit informasi yaitu prasasti ketiga yang menjelaskan mengenai upacara-upacara besar di Pura Kehen, petunjuk-petunjuk tersebut tentunya sangat berkhasiat untuk penduduk sekitar yang mana upacaranya dilaksanakan pada bertarikh Saka 1126 ( 1204 Masehi ).

Prasati tersebut didapati sebuah nama dari Raja Sri Dhanadhiraja yakni putra dari Raja Bhatara Parameswara serta cucu dari Bhatara Guru Sri Adhikunti beserta dengan permaisurinya yang berjulukan Bhatara Sri Dhanadewi.

Didalam Prasasti pertama, terdiri dari 18 baris dan berbahasa Bali Kuno ada menyebutkan nama “Hyang Karinama”, yang jelasnya Hyang Api di Desa Simpat Bunut “Wangunan pertapaan di Hyang Karinama jnganangan Hyang Api di Wanua di Simpat Bunut- Hyang Tanda”. Prasasti pertama dibentuk sekitar tahun 804 hingga 836 Saka atau 882 hingga 914 Masehi.

Sementara pada prasasti kedua terdiri dari 10 baris dan berbahasa Jawa Kuno yang menyebutkan nama Senapati Kuturan, Sapatha dan juga nama-nama pegawai raja yang dibentuk sekitar tahun Saka 938 hingga 971 atau 1016 hingga 1049 Masehi. Asal ajakan nama Pura Kehen ialah dari nama Hyang Api di prasasti pertama menjadi Hyang Kehen dalam prasasti ketiga dan lalu Pura Kehen.

Petunjung tersebut sanggup diartikan bahwa Pura Kehen sudah ada semenjak tahun 804-836 Saka atau 882-914 Masehi. Dan sanggup disimpulkan keberadaan Pura Kehen sudah ada pada simpulan kala IX atau diawal Abad X Masehi. Lokasi Pura Kehen berada di Desa Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia.

Baca juga :












Read more

Wisata Desa Truyan, Bangli – Wisata Terunik di Bali


Hay Sahabat bloger, di Pulau Bali ada sebuah tradisi unik yang masih berjalan hingga dikala ini hlo. Tradisi unik tersebut tak lain berada di Desa Trunyan yang mana meletakkan mayit pada alam terbuka. Nah, kalau kebetulan pembaca di Bali atau gres akan merencanakan berlibur disini jangan hingga lupa untuk mengunjungi Desa Trunya ini ya.

Karena dengan mengunjunginya, Kamu akan mengerti lebih detail akan daya tarik yang paling berbeda bila dibandingkan obyek wisata lain disekitarnya. Dari dongeng yang didapatkan, yang menciptakan mayat-mayat disini tidak berbau busuk ialah pohon “Taru Menyan”, Taru artinya Pohon dan menyan Artinya wangi.

Pohon inilah yang sanggup menetraisis busuk busuk yang disebabkan oleh mayat. Melangkah lebih jauh, pembaca akan melihat jejeran tengkorak insan lengkap dengan tulang-tulang lainnya. Saking banyaknya, dari beberapa pengunjungnya bahkan mungkin tidak sadar bahwa yang diinjak ialah sisa-sisa tulang dari mayat yang dimakamkan.

Jika sedang beruntung, sanggup melihat secara pribadi mayat yang masih utuh. Untuk menghindari mayat biar tidak dirusak hewan buas, mayat yang gres dimakamkan akan diberi penghalang dari ulatan bambu yang dibuat menyerupai segitiga. Wisata kali ini lebih condong kepada wisata misteri atau musium tulang, yang mana tengkorak beserta tulang belulang insan berjejer rapi.

Meletakkan mayit diatas tanah di bawah pohon taru Menyan di alam terbuka atau “mepasah”. Asalkan pembaca tahu, tidak semua mayat sanggup dimakamkan disini hlo. Hanya mayat orang-orang yang meninggal secara masuk akal yang dimakamkan disini. Pemakaman “mepasah” sanggup dilakukan jika  waktu meninggal telah berumah tangga, masih bujangan dan bawah umur ( gigi susunya telah tanggal ).

Selain yang disebut diatas, menyerupai orang yang meninggal lantaran kecelakaan, sehabis meninggal cacat tubuhnya, penyakitan ( cacar, lepra dll ), dibunuh maupun bunuh diri dan meninggal yang terbilang tak masuk akal lainnya akan dimakamkan di tempat yang berjulukan “Seme Cerik”. Menurut mitos dari masyarakat yang beredar hingga kini, ketika orang yang semasa hidupnya selalu berbuat dosa maka mayatnya akan usang mengalami pembusuakan.

Asal undangan yang dipercaya perihal Desa Trunyan

Semasa dahulu ada sebuah pohon Taru Menyan yang menebarkan busuk sangat harum sehingga menciptakan Ratu Gede Pancering Jagat menyambangi sumber busuk tersebut. Kemudian Ratu Gede Pancering Jagat bertemu dengan Ida Ratu Ayu Dalem Pingit di sekitar pohon cemara landung. Singkat cerita, dilokasi itulah mereka melaksanakan upacara perkawinan yang disaksikan oleh penduduk disaat sedang berburu.

Sebelum melaksanakan ritual pernikahan, Ratu Gede Pancering Jagat mengajak beberapa orang desa cemara landung guna mendirikan sebuah desa berjulukan “Taru Menyan”, berjalannya waktu dan usang kelamaan sebutan Taru Menyan menjelma “Trunyan”. Karena desa Trunyan mempunyai tradisi yang menarik, menjadikanya sebuah Desa Bali Aga yang populer dan sebagai salah satu tujuan wisata unik di Pulau Bali.

Desa Trunyan terletak sempurna di sebelah barat Danau Batur Kintamani, untuk menuju ke Desa Trunyan ada 2 jalur. Jalur pertama sanggup memakai jalur darat dan yang kedua ialah jalur air yakni melewati danau. Jalur darat akan membutuhkan waktu perjalanan sekitarnya 45 menit hingga 1 jam dengan melewati Desa Penelokan.

Jikalau memakai jalur air, ada 2 cara penyebrangan yang mana lewat Desa Trunyan sendiri dengan waktu perjalanan sekitar 15-20 menit atau sanggup juga lewat pelabuhan kedisan yang akan memakan waktu sekitar 45 menit. Ketika sudah masuk ke dalam daerah wisata ini, pembaca akan disambut oleh 2 candi yang dipenuhi tengkorak.

Berlibur disini tentunya Anda yang mempunyai jiwa pemberani ya !!! Namun bagi pembaca yang penasaran, tidak usah takut untuk mengunjunginya. Karena aneka macam pemandu wisata yang mana sanggup kau sewa pada dikala penyeberangan. Selamat berlibur Guys !!!

Baca juga :





Read more

Pura Ulun Danu Batur – Pura nan Eksotis Di Tengah Danau


Selamat tiba dan selamat membaca Sahabat blogger !!! Anda sedang berlibur di Pulau Bali ? atau akan mengagendakan dan ingin mencari tempat wisata yang menyenangkan ? Pastinya dari kebanyakan pembaca sudah pada tahu akan tempat wisata Danau Batur Kintamani yang sudah terkenal di Kabupaten Bangli.

Oh iya Guys, bila kau mencari “Pura Ulun Danu” di pencarian google dengan mengetikkan kata kunci “Pura Ulun Danu”, maka hasil pencarian akan ada dua tempat yang berbeda. Yang pertama Pura Ulun Danu berlokasi di dekat Danau Beratan Bedugul, Kabupaten Tabanan, dan yang kedua yaitu Pura Ulun Danu yang terletak di daerah Danau Batur Kintamani.

Memang kedua pura di Bali ini mempunyai nama sama dan tempatnya berbeda, namun yang akan Kita bahas dihalaman ini ialah Pura Ulun Danu Batur yang keindahannya didominasi dengan pemandangan danau dan juga Gunung Batur yang eksotik. Pura Ulun Danu Beratan yaitu pura yang letaknya didekat danau Beratan Bedugul, sedangkan Pura Ulun Danu Batur di dekat Danau Batur Kintamani.

Pura Ulun Danu Batur merupakan pura kahyangan jagat dan dimuliakan sebagai stana Bhatara Wisnu yang dalam konsep masyarakat Batur lebih bersahabat dengan sebutan Batari Dewi Danuh. Spiritual pemujaan bertujuan untuk menguatkan umat dalam membangun kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Sejarah menyampaikan bahwa sebelum letusan Gunung Batur yang terjadi pada tahun 1917, pura ini terletak di kaki Gunung Batur yakni ditepian arah barat daya Danau Batur. Letusan Gunung Batur mempoorandakan sekitar 65.000 rumah dan 2.500 pura serta ribuan kehidupan. Namun ajaibnya masih ada satu buah pelinggih yang tetap berdiri kokoh menjulang keatas sesudah keganasan tragedi tersebut.

Hal inilah yang menciptakan banyak orang mempercayai sebagai membuktikan baik dan melanjutkan untuk tetap bermukim dikawasannya. Kemudian masyarakat bergotong royong untuk menempatkannya di tempat yang lebih tinggi dan memulai membangun kembali Pura Ulun Danu Batur.

Alamat :

Desa Penelokan Utara, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia.

Rute Menuju Ke Pura Ulun Danu Batur :

Jika pembaca dari Pusat Kota Singaraja menuju ke Pura Ulun Danu Batur, pertama-tama akan melewati Jalan Gunung Batur dan Desa Kubutambahan dengan jarak tempuh sekitar 58 kilometer atau setara dengan 1 hingga 1,5 jam perjalanan. Jarak tempuh dari Kota  Denpasar sekitar 65 km yang di mulai dari Bandara Internasional Ngurah Rai menuju ke Gianyar, dengan waktu tempuh 1,5 – 2 jam.

Dan jikalau pembaca dari Pantai Lovina, jarak yang akan ditempuh sekitar 71 Kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Karena obyek wisata ini masuk didalam daerah pegunungan, maka terusan jalan menuju ke lokasi berkelok-kelok, banyak tanjakan serta turunan.

Baca juga :






Read more

Pura Puncak Penulisan – Wisata Kintamani, Bangli


Apakah Anda mencari obyek wisata Pura Puncak Penulisan yang berada di Pulau Bali ? Di halaman ini khusus menyajikan gosip yang detail obyek wisata yang Anda cari ketika ini. Pura ini berada diatas bukit diketinggian 1.745 meter diatas permukaan bahari ( dpl ). Pura Puncak Penulisan juga mempunyai nama lain yakni “Pura Tegeh Ata Pura Pamojan”.

Pura ini yakni kawasan pemujaan terhadap Dewa Siwa yang mana didalamnya banyak terdapat benda-benda peninggalan dimasa Megalitikum hingga dengan masuknya peradaban Hindu ke Bali. Pura Puncak Penulisan mempunyai nilai historis dan beberapa keunikan khas sehingga banyak wisatawan yang ingin tau dan tak sedikit pula yang berkunjung.

Pura ini mempunyai 2 konsep bentuk bangunan diantaranya yakni diambil dari masa pra-sejarah yang masih terllihat terperinci dari struktur bangunan yang bertingkat. Sementara konsep yang kedua tingkatan bangunannya mencapai 7 tingkatan yang mana pada tingkat pertama dan kedua dihubungkan dengan anak tangga.

Di tingkat ke-3 ada banguanan yang berjulukan Pura Dana dan Pura Taman Dana, tingkat ke-4 Anda sanggup melihat Pura Ratu Panyarikan, ketika ditingkat ke-6 akan didapati Pura Ratu Dahatua, dan pada tingkat terakhir yang tak lain yakni tingkat ke-7 terdapat pelinggih yang merupakan kawasan pemujaan Pengaruman, Piyasan serta Gedong dan juga berfungsi sebagai kawasan menyimpan benda-benda kuno.

Dari gosip yang didapatkan dari beberapa sumber, ihwal pembuatan Pura Puncak Penulisan belum begitu jelas. Tetapi hasil penelitian dari beberapa peninggalan berupa barang-barang kuno, pembangunan Pura Puncak Penulisan diperkirakan dimulai pada tahun 300 Masehi atau “Jaman Perunggu”. Kemudian pembangunannya dilanjutkan kembali di periode ke-10 hingga pada jaman kekuasaan Majapahit pada tahun 1343 M.

NB : bila Anda sedang mencari ihwal gosip Pura Puncak Penulisan jangan galau ya Guys, alasannya yakni pura ini mempunyai banyak nama yang diantaranya yakni Pura Tegeh Kahuripan dan juga Pura Tegeh Ata Pura Pamojan. Kaprikornus ketika Anda lagi browsing dan menemukan salah satu dari nama pura tersebut, inti yang dibahas tetaplah sama.

Dari penulis mengucapkan selamat berlibur !!! supaya artikel ini setidaknya sanggup memberi sedikit gosip dan akomodasi dalam acara berliburmu.

Alamat :

Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia.


Baca juga :

Obyek Wisata Seru Di Badung – Mempesonanya Wisata Bali






Read more

Hutan Bambu Panglipuran – Yuk Eksplor


Selamat tiba dan selamat membaca sobat-sobatku yang berbahagia, Kenapa saya sebut senang ? Sebab di artikel ini Anda akan mendapat informasi wacana tempat wisata yang akan Kalian telusuri dan tentunya akan mempermudah acara liburanmu. Guys, apa kini Anda berada di Pulau Bali ? Hutan Bambu Panglipuran sangat cocok untuk tempat wisata yang mengasyikkan dan seru hlo.

Yak, disebut Hutan Bambu Panglipuran atau Bambu Forest merupakan tempat wisata berbeda yang patut untuk dieksplor. Bagi pembaca yang ingin mengunjungi wisata selain pantai, gunung, danau atau pura, tak ada salahnya jikalau melaksanakan acara liburanmu ke spot wisata Hutan Bambu Panglipuran yang berlokasi di Kabupaten Bangli.
Seperti namanya Hutan Bambu Panglipuran terletak di Desa Pengelipuran yang mana mempunyai daya tarik berupa hamparan hutan bambu seluar lebih dari 65 hektar. Hutan ini dimiliki oleh Desa Pengelipuran yang juga dijadikani salah satu objek wisata yang menarik. Bagi Anda yang ingin menegtahui banyak sekali jenis bambu, tempat ini sangatlah tepat.


Untuk mengeksplornya para pengunjung dapat melewati jalan setapak beraspal yang sudah disediakan, selain itu ruas jalan tersebut sengaja dibentuk guna mempermudah pada ketika warga setempat memanen bambu. Suasana yang cenderung sunyi dan sepi di tengah hutan, pastinya akan membuat suasana nyaman serta dapat meresapi keindahan alam dikawasan Hutan Bambu Penglipuran.

Hutan Bambu Pangliuran mempunyai nilai ekologis dan hemat yang sangat tinggi bagi masyarakat Desa Panglipuran. Karenanya masyarakat setempat senantiasa menjaga kelestarian dan kealamian Hutan Bambu Panglipuran tersebut. Sehingga mereka sangat menaati peraturan yang mana melestarikan dan membudidayakan Hutan Bambu Panglipuran menjadi tanggungjawab bersama. 

Hal ini lantaran ada suatu dogma yang masih berlaku sampai ketika ini yakni Hutan Bambu Panglipuran ialah titipan nenek moyang dan akan menawarkan banyak sekali kemanfaatan. Bayangkan saja, warga sendiri maupun siapa saja yang berkunjung ke Hutan Bambu Panglipuran ini dihentikan keras menebang pohon bambu sembarangan.

Ketika akan menebangnya saja, orang yang bersangkutan diwajibkan melaksanakan babat pilih pada hari-hari yang telah ditentukan, hal ini mencegah biar tidak terjadi kerusakan pohon bambu. Mayoritas masyarakat Bali yang khususnya beragama Hindu memegang teguh landasan Tri Hitakarana.

Tri Hitakarana ialah landasan yang mengajarkan untuk selalu mengharmoniskan hubungan antara insan dengan sesama, dengan lingkungan dan juga dengan Sang Pencipta. Nah alasannya ialah itulah, setiap warga diwajibkan menaati peraturan, yang dikawatirkan terjadinya penebangan secara ngawur dan juga untuk menjaga kelestarian Hutan Bambu Panglipuran.

Oh iya Guys, pohon-pohon bambu ini akan terlihat sangat menarik terutama ketika ada angin yang menggoyangkan rimbunnya pohonan bambu dan mengeluarkan suara yang klasik. Selesai mengeksplor yakni menikmati keindahan hutan bambu, acara liburanmu dapat dilanjut melihat perkebunan penduduk dan juga acara pembuatan bermacam kerajinan anyaman bambu.

Sajian pariwisata ini tentunya akan menambah pengalaman bagi siapapun yang mengeksplor dan berkunjung ke Hutan Bambu Panglipuran yang masih berada di daerah Wisata Desa Panglipuran. Oke deh Sob, pesona dan nuansa Hutan Bambu Penglipuran tentunya akan memberi pengalaman yang takterlupakan.

Alamat :

Jalan Panglipura / Desa Adat Penglipura, Desa Kubu, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia.

lokasinya sekitar 5 km dari sentra Kota Bangli dan jikalau dari Kota Denpasar jarak yang akan ditempuh sejauh 50 km atau setara dengan 1 jam perjalanan. Perlu diperhatikan, bahwa tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi wisata ini. Lebih baiknya dan lebih mudahnya memakai kendaraan langsung atau memakai kendaraan sewa.

Harga tiket masuk :

Rp 15.000 / orang arif balig cukup akal ( WNI ).
Rp 10.000 / bawah umur ( WNI ).
Rp 30.000 / orang arif balig cukup akal ( WNA ).
Rp 25.000 / bawah umur ( WNA ).
Rp 5.000 / biaya parkir kendaraan.

Baca Juga :

Wisata Desa Truyan, Bangli – Wisata Terunik di Bali

Wisata Desa Batukaang, Bangli – Wisata Bali

Obyek Wisata Terkenal di Badung

Pura Kehen di Kabupaten Bangli

Museum Pasifika, Nusa Dua – Wisata Seru



Read more

Desa Bayung Gede – Inidia Desa Kuno di Bangli


Pulau Bali mempunyai suatu desa yang sanggup dikategorikan desa kuno, nama desa tersebut ialah Desa Bayung Gede. Keunikan dan seluk beluk desa ini sanggup menciptakan Anda tercengang, dan serunya lagi Desa Bayung Gede mempunyai tardisi yang sangat menarik ditelusuri. Selain itu keberadaannya juga di ketinggian 750-900 meter diatas permukaan maritim ( mdpl ) yang menciptakan berhawa sejuk khas pegunungan.

Jika membahas perihal asal-muasalnya nama dari Desa Buyung Gede, belum didapatkan sumber gosip yang sanggup menjelaskan sejarah penamaan secara valid. Tetapi berdasarkan spesialis sejarah berjulukan “Thomas A Reuters” menyebutkan, bahwa Desa Bayung Gede merupakan suatu desa kuno di Bali. Desa ini menjadi induk dari beberapa desa-desa kuno lain di tempat Kabupaten Bangli, menyerupai halnya Desa Penglipuran, Desa Sekardadi, Desa Bonyoh dan masih banyak lainnya.

Sejarah terbentuknya Desa Buyung Gede dimulai dari pembabatan hutan lebat yang dilakukan oleh leluhur setempat. Didalam prosesnya tak gampang dan membutuhkan waktu panjang serta perjuangan yang sangat keras ( dalam bahasa bali “Bayu Gede”). Di ambil dari kata tersebut, maka desa ini dinamai dengan “Bayu Gede”.

Lama kelamaan dngan berjalannya waktu kata “Bayu Gede” bermetamorfosis Bayung Gede yang mempunyai arti sama yakni perjuangan yang sangat keras atau tenaga besar. Masyarakat setempat di Desa Bayung Gede percayai bahwa leluhur mereka bermula dari pangkal pohon atau tued kayu ( bahasa bali ).

Keturunan dari tued kayu ini dihidupkan dengan tirta kamandalu ( air suci ) yang berasal dari Pulau Jawa. Kemudian menjadi Bayu Bhatara dan Ida Bhatara Toh Langkir yang merupakan dua insan ( pria dan wanita ) yang lalu dinikahkan.

Dari sejarah itulah terbentuknya tradisi unik yang terjadi di desa ini, yakni warga yang gres menikah dihentikan memasuki tempat pekarangan. Seelain itu tidak akan dianggap sebagai warga Desa Bayung Gede sebelum membayar tumbakan (mas kawin ) yang harus diberikan kepada pihak desa yang berupa dua ekor sapi dan juga wajib menjalani Tapa Brata ( puasa ).

Pasangan pengantin juga diwajibkan melaksanakan prosesi Penyekeban yang mana tinggal di sebuah gubug kecil yang terletak di ujung desa. Didalam menguburkan ari-ari ( tali pusar ) di Desa Bayung Gede juga sangat unik & menarik. Pada umumnya tali pusar bayi dikubur didalam tanah, namun di desa kuno ini akan ditempatkan di batok kelapa dan lalu digantungkan di pohon kayu Bungkak yang berlokasi di belakang desa.

Masyarakat setempat sangat mempercayai bahwa cara tersebut sanggup melindungi banyi secara magis, yang mana terhindar dari bermacamm-macam penyakit dan gangguan gaib. Batok kelapa tersebut diberi nama, hal ini dimaksutkan semoga gampang untuk mengetahui pemilik batok tersebut. Penguburan dengan cara ini juga tidak sembarangan hlo, yaitu harus dilakukan pada pagi ataupun sore hari dan tidak boleh ketika matahari terbit.

Selain itu masih ada keunikan-keunikan lainnya, menyerupai mengasingkan bagi kaum adam yang melaksanakan poligami, penguburan jenazah yang bebeda ketika pria akan di hadapkan ke bawah sedangkan jenazah wanita akan dihadapkan ke atas, dan Desa Buyung Gede ialah sebuah desa untuk anak bungsu ( apabila anak pria bungsu menikah maka anak yang tertua harus meninggalkan rumah ).

Bangunan rumah di Desa Bayung Gede mempunyai ciri khas yang mana berasitektur kuno. Tiang rumah berbahan kayu dan atap yang dipakai ialah khas sirap bambu. Bangunan model tersebut masih ada dan masih di pertahankan sampai ketika ini. Arsitektur tersebut merupakan cara tradisional bangunan kuno yang tahan terhadap gempa.

Oh iya alasannya ialah Desa Buyung Gede berstatus sebagai desa kuno, maka kelestarian alamnya sangat dijaga oleh penduduknya. Kebanyakan dari warga desa menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai petani. Komoditas pertanian yang berkembang di Bayung Gede tidak berbeda jauh dengan desa-desa lainnya di tempat Kecamatan Kintamani.

Adapun tanaman yang ditaman oleh mereka ialah jeruk, kopi, beraneka jenis sayuran, jagung serta padi gaga ( beras merah ).

Nah klarifikasi diatas ialah sedikit gosip yang saya harapkan sanggup memberi setidaknya sedikit penegrtian kepada pembaca. Khusus dari penulis mengucapkan selamat berlibur & semoga pengalaman liburanmu menyenagkan.

Alamat :

Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia.

Baca juga :

Wisata Desa Panglipuran, Bangli – Tempat Piknik Menarik

Wisata Desa Batukaang, Bangli – Wisata Bali

Obyek Wisata Seru Di Badung – Mempesonanya Wisata Bali

Wisata Desa Truyan, Bangli – Wisata Terunik di Bali



Read more